Selamat Datang di GEOSFER

Lapisan Pemikiran Anak Geologi.

INDONESIA !!!

Negeri indah pemberian Allah SWT. Negeri di mana aku dilahirkan. Negeri di mana aku hidup. Negeri yang sangat aku cintai. Walau negeri ini sedang menangis saat ini, kami, para pemuda Indonesia, sedikit demi sedikin akan mengembalikan senyuman negeri kami ini. HIDUPLAH INDONESIA RAYA

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Disinilah tempat aku menyusun puzzel ilmu Geologi yang akan ku gunakan kelak. Tempat aku mempertaruhkan masa depanku. visit : STTNAS.ac.id

Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi "BUMI"

Kami adalah bagian dari HMTG BUMI, Jabiger angkatan 2011, ELEVEN GEOLOGICAS panggilan kami. Jaket Biru seragamku, Hutan Rimba, Lapanganku, ini kompas ini palu, jangan gentar jangan ragu, di atas Bumi, Kita Satu!

INDONESIAN GEOLOGIST

Cita-cita, harapan, masa depan. Walaupun saat ini cuma seorang 'calon' geologist, di masa depan, aku akan jadi geologist yang akan membawa Indonesia kembali kepada kejayaannya.

Kamis, 11 Oktober 2012

Mikroscope Polarisasi


Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan, pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam pengamatan biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling penting adalah warna dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna yang khusus.

Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka perlu difahami benar bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap bagian adalah sangat peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau mikroskop tidak dipergunakan sebaiknya ditutup dengan kerudung plastik. Bagian-bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan kotoran lainnya. Perlu kiranya diingat bahwa buttr debu yang betapapun kecilnya akan dapat dibesarkan berlipat ganda sehingga akan mengganggu jalannya pengamatan.



Keterangan :

A.    Kaki Mikroskop

Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop, bentuknya ada yang bulat dan ada yang seperti tapal kuda (U). Pada mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop juga digunakan untuk menempatkan cermin. Pada tipe olympus yang akan kita gunakan, kaki mikroskop sebagai tempat lampu halogen sebagai sumber cahaya pengganti cermin.

B.     Substage Unit

1.      Polarisator atau ” lower nicol ” merupakan suatu bagian yang terdiri dari suatu lembaran polaroid. Berfungsi untuk menyerap cahaya secara terpilih (selective absorbtion), sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah bidang getar saja yang bisa diteruskan. Dalam mikroskop lembaran ini diletakkan sedemikian hingga arah getaran sinarnya sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W.
2.      Diafragma Iris terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang diteruskan dengan cara mengurangi atau menambah besarnya apertur/bukaan diafragma. Hal ini merupakan faktor penting dalam menentukan intensitas cahaya yang diterima oleh mata pengamat, karena kemampuan akomodasi mata tiap-tiap orang relatif berbeda. Fungsi penting lainnya adalah untuk menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin diterangi, juga dalam penentuan relief, di mana cahaya harus dikurangi sekecil mungkin untuk pengamatan “garis becke”.
3.       Kondensor terletak pada bagian paling atas dari “substage unit”. Kondensor berupa lensa cembung yang berfungsi untuk memberikan cahaya memusat yang datang dari cermin di bawahnya. Lensa kondensor dapat diputar/diayun keluar dari jalan cahaya apabila tidak digunakan/difungsikan. Fungsi kondensor lebih lanjut akan dibahas pada bab konoskop.
4.      Meja Objek bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya sebagai jalan masuknya cahaya. Meja objek ini berfungsi sebagai tempat menjepit preparat/peraga. Meja objek ini dapat berputar pada sumbunya yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat dari 0 sampai 360o. Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah sekerup pemusat untuk memusatkan perputaran meja pada sumbunya (centering).

C.     Tubus Mikroskop

Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit teropong.
Terdiri atas beberapa bagian antara lain :

1.      Lensa Objektif Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop, berfungsi untuk menangkap dan memperbesar bayangan sayatan mineral dari meja objek. Biasanya pada mikroskop polarisasi terdapat tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda, tergantung keinginan pengamat, dan biasanya perbesaran yang digunakan adalah 4x, 10x dan 40x, kadang ada yang 100x.
2.      Lubang Kompensator adalah suatu lubang pipih pada tubus sebagai tempat memasukkan kompensator, suatu bagian yang digunakan untuk menentukan warna interferensi. Kompensator berupa baji kuarsa atau gips yang menipis ke arah depan, sehingga pada saat dimasukkan lubang akan menghasilkan perubahan warna interferensi pada mineral.
3.      Analisator adalah bagian dari mikroskop yang fungsinya hampir sama dengan polarisator, dan terbuat dari bahan yang sama juga, hanya saja arah getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator (nikol sejajar) dan tegak lurus arah getaran polarisator (nikol bersilang).
4.      Lensa Amici Bertrand lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik saja, untuk memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada bidang fokus balik (back focal plane) pada lensa objektif, dan memfokuskan pada lensa okuler.
5.      Lensa Okuler terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek dan sebagai tempat kita mengamati medan pandang. Pada lensa ini biasanya terdapat benang silang, sebagai pemandu dalam pengamatan dan pemusatan objek pengamatan.

D.    Lengan mikroskop untuk memegang tubus mikroskop, serta memindahkan mikroskop.

E.     Cermin

Terdiri dari cermin datar dan cermin cekung, untuk menangkap dan meneruskan cahaya ke dalam sistem optik dalam mikroskop.

·         Cermin cekung dapat menerima sinar lebih banyak yang datang dari sumber sinar yang baur, kemudian dipantulkan terkonsentrasi ke satu titik, sehingga menghasilkan sinar yang lebih terang.

·         Cermin datar memantulkan sinar sesuai dengan yang diterima.

Sabtu, 24 Maret 2012

BATUAN BEKU DAN BATUAN GUNUNG API YANG BERSIFAT BASA

Batuan beku dan batuan gunung api adalah batuan yang terbentuk langsung dari magma yg mengalami pembekuan. Sifat dari batuan batuan beku dan batuan gunung api itu sendiri dipengaruhi oleh sifat magma yang membentuknya. Berdasarkan kandungan Silika-nya, batuan beku dibagi menjadi :

1. Batuan Beku Asam
2. Batuan Beku Intermediate
3. Batuan Beku Basa
4. Batuan Beku Ultrabasa

Batuan beku basa berwarna gelap, warna gelap itu menunjukkan bahwa magma yang membentuknya adalah magma yang bersifat basa. Kandungan silikanya rendah, 45 – 52  %, yang dicirikan oleh kehadiran  mineral cerah yaitu plagioklas basa (Ca- plagioklas), dan mineral berwarna gelap  yang dominan piroksen.


DESKRIPSI MEGASKOPIS BATUAN BEKU BASA

BASALT


1. Jenis batuan : Batuan beku extrusif, terbentuk diluar kulit bumi.
2. Warna : Hitam gelap
3. Tekstur        : Afanitik , Fine Grained
4. Stuktur        : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 % Biotite.                                               
6. Genesa        : Terbentuk di luar kulit bumi, dibentuk oleh magma basa yang encer dengan viskositas rendah sehingga mengair dan akhirnya baru mendingin. Sering dijumpai dilapangan denga sruktur bantal apabila aliran lava bersentuhan langsung dengan air.




             
BASALT PORFIRI




1. Jenis batuan : Batuan beku extrusif ataupun intrusi dangkal,
2. Warna : Hitam gelap
3. Tekstur        : Porfiritik , Ada Fenokris dan masa dasar
4. Stuktur        : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi   : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 % Biotite.
6. Genesa : Terbentuk sebagai batuan beku extrusif, bisa juga terbentuk sebagai intrusi dangkal, awalnya magma membeku  lambat, tapi karena ada gangguan yg membuat kecepatan membeku magma bertambah sehingga kristalnya ada yang  besar (fenokris) dan ada yang kecil (masa dasar).



VESIKULAR BASALT




1. Jenis batuan  : Batuan beku extrusif
2. Warna : Hitam agak gelap, kadang kecoklatan.
3. Tekstur         : Afanitik, fine grained
4. Stuktur         : Vesikular
5. Komposisi    : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 % Biotite.
6. Genesa         : Terbentuk di luar bumi dari magma yang mengalami  pembekuan langsung, bedanya dengan basalt biasa, Vesicular basalt meiliki rongga-rongga bekas keluarnya  gas saat pendinginan. Ini adalah stuktur khas batuan beku luar trutama dibagian atas aliran lava yang membeku. Tapi pernah juga dijumpai ada batuan beku intrusi dangkal. Walaupun mirip batu apung, tapi batu ini lebih berat karena masih memiliki mineral yg mengkristal walaupun ukurannya sangat kecil.


BASALTIC VESIKULAR GLASS



1. Jenis batuan : Batuan Gunung api (Pyroclastic)
2. Warna : Hitam gelap
3. Tekstur        : Glassy , Non-crystaline
4. Stuktur        : Vesikular
5. Komposisi   : Vulcanic Glass
6. Genesa         : Terbentuk dari Material Vulkanik berupa gelas yang saling mengikat di udara saat letusan dan magmanya mengandung banyak gas. Gelas Vulkanik pun terbentuk  dari pembekuan magma, tapi pembekuannya sangat cepat sehingga mineralnya tidak sempat mengkristal dan akhirnya terbentuk gelas dan saat pendinginannya, ada gas yang keluar sehingga menimbulkan struktur vesikular.  Batu ini sangat ringan, sering disebut batu apung gelap.



BASALTIC  GLASS



1. Jenis batuan   : Batuan Gunung api (Pyroclastic)
2. Warna : Hitam Metalic
3. Tekstur         : Glassy , Non-crystaline
4. Stuktur         : Masif, Non-vesicular,
5. Komposisi    : Vulcanic Glass
6. Genesa         : Terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat saat letusan gunung api. Tidak ada tanda-tanda keluarnya gas,  jadi strukturnya masif. Dan jika pecah, pecahannya konkohidal.


GABBRO


1. Jenis batuan   : Batuan beku Intrusif
2. Warna : Hitam gelap, kadang agak kehijauan
3. Tekstur         : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur         : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 % Biotite.
6. Genesa         : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukuran kasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.


TROCTOLITE



1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna        : Kuning kehijauan
3. Tekstur        : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur       : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi   : 50% Olivine dan 50% plagioklase
6. Genesa : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukuran kasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.




OLIVINE GABBRO




1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna       : Hitam hijau pucat
3. Tekstur        : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi    : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase Feldspar, 30 % Olivine
6. Genesa : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukuran kasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.



LATITE



1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna : Hitam keabuan
 3. Tekstur       : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi    : 40 % Pyroxene, 30 % Amphibole, 30 % Olivine
6. Genesa : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat  lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukurankasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.


HORNBLENDITE


1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna        : Hitam keabuan
 3. Tekstur       : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur        : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi    : 75 % Hornblande,  10% Pyroxene, 5% Biotite, 5% Olivine, 5% Plagioklase
6. Genesa : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukurankasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.



NORITE




1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna : Hitam keabuan
 3. Tekstur       : Fanerik, Croase grained
4. Stuktur : Masif, Non-vesikular
5. Komposisi   : 50 % Plagioklase, 50 % Ortopyroxene
6. Genesa       : Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat  lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukurankasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.



Sabtu, 17 Maret 2012

Download Materi Geomorfologi (.ppt) STTNas

 Persembahan buat Jabiger,

buat yang pengen download materi Geomorfologi :)

nih tinggal download aja gan :D

siapin internet yang ngebut,

Terimakasih banyak buat Pak Dr. Ir. Evaristus Budiadi, MS

Download Here

Download Materi Kristalografi-Mineralogi (.ppt) STTNas

Persembahan buat Jabiger,

buat yang pengen download materi Kristalografi-Mineralogi :)

nih tinggal download aja gan :D

siapin internet yang ngebut,

Terimakasih banyak buat Pak Dr. Hill. Gendoet Hartono S.T., M.T.

Download Here

Download Materi Geokimia (.doc) STTNas

Persembahan buat Jabiger,

buat yang pengen download materi Geokimia :)

nih tinggal download aja gan :D

siapin internet yang ngebut,

Terimakasih banyak buat Pak Ir. Yulius Marzani, M.Si


Download Here

Download Materi Petrologi (.ppt) STTNas

Persembahan buat Jabiger,

buat yang pengen download materi petrologi :)

nih tinggal download aja gan :D

siapin internet yang ngebut,

Terimakasih banyak buat Pak Dr. Hill. Gendoet Hartono S.T., M.T.

Download Here

Download Materi Geologi Fisik (.ppt) STTNas

Persembahan buat Jabiger,

buat yang pengen download materi geologi fisik :)

nih tinggal download aja gan :D

siapin internet yang ngebut,

Terima kasih banyak kepada Ibu Amara Nugraheni, M.T.

Download Here